MUSUH NABI Kisah Abu Sufyan bin Harb, Pemimpin Utama Quraisy yang Masuk Islam |
Selama perjalanan kenabiannya, Rasulullah SAW banyak ditentang. Tak sedikit musuh Nabi Muhammad yang melakukan berbagai cara untuk menghalanginya menyebarkan agama Islam. Namun, ada satu musuh yang akhirnya masuk Islam. Ia adalah Abu Sufyan bin Harb.
Abu Sufyan Shakhr bin Harb bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf atau lebih dikenal dengan panggilannya Abu Sufyan bin Harb adalah salah seorang pemimpin utama Bani Quraisy di Makkah yang sangat menentang Muhammad.
Akan tetapi di kemudian hari, ia memeluk agama Islam. Setelah itu, ia menjadi muslim yang taat. Setelah memeluk Islam, ia turut serta di Perang Hunain dan Perang Yarmuk menghadapi Romawi.
Abu Sufyan bin Harb dilahirkan di Makkah lima puluh tujuh tahun sebelum hijrah (565 M). Dia dipanggil Abu Hanzala karena putranya Hanzala, yang terbunuh dalam Perang Badar. Ibunya adalah Saffiyah binti Hazn al-Hilaliyyah, yang merupakan bibi dari Maimunah, salah satu istri Nabi.
Ayahnya adalah Harb bin Umayya, salah satu tokoh Quraisy. Abu Sufyan menghabiskan masa kecilnya di Makkah dengan nyaman. Ia terlibat dalam perdagangan seperti ayahnya. Dia adalah salah satu dari sedikit orang Makkah yang bisa membaca dan menulis. Dalam waktu singkat, dia menjadi orang yang dimintai pendapat dan diandalkan dan menjadi orang penting dari suku Quraisy yang mengatur urusan perdagangan sukunya.
Abu Sufyan termasuk di antara orang-orang musyrik yang berada dalam delegasi yang dikirim ke Abu Thalib untuk menghalangi keponakannya dari perjuangannya dan yang memutuskan untuk membunuh Nabi Muhammad.
Namun, ia tidak termasuk di antara mereka yang menganiaya Nabi dan umat Islam secara fisik. Pengaruh politik yang dimiliki Abu Sufyan di Makkah pada masa muda Nabi Muhammad bukan karena memiliki posisi atau jabatan yang efektif, tetapi karena kekayaan dan pengaruh Umayyah serta bakat pribadinya.
Dua tahun setelah Hijrah, kaum Muslimin ingin menangkap kafilah dagang yang datang dari Suriah di bawah komando Abu Sufyan atas perintah Nabi. Ketika Abu Sufyan diberitahu tentang hal itu, ia mengubah rute kafilah, melarikan diri dari kaum Muslimin dan mencapai Makkah.Namun, kejadian ini berujung pada Perang Badar dengan provokasi Abu Jahal, pemimpin Quraisy. Ketika Abu Jahal terbunuh dalam perang ini, Abu Sufyan menjadi pemimpin kaum musyrik Makkah.Quraisy memberinya tugas untuk membalas dendam atas kekalahan di Badar sesegera mungkin dan mereka mengalokasikan barang-barang di kafilah Suriah, yang menyebabkan perang tersebut, untuk pengeluaran perang melawan kaum Muslim.Dalam Perang Uhud, Abu Sufyan adalah pemimpin pasukan kafir Quraisy Mekah. Di perang ini, kafir Quraisy berhasil memukul mundur kaum Muslimin.Sebelum memeluk Islam, Abu Sufyan juga pernah menangkap salah seorang sahabat Rasulullah, Zaid bin ad-Datsinah radhiallahu 'anhu. Ia berkata kepada Zaid, "Aku bersumpah atas nama Allah wahai Zaid, apa kau mau kalau sekarang Muhammad berada dalam posisimu agar kami penggal dia. Sementara kau bebas berkumpul bersama keluargamu."Zaid kemudian menjawab, "Demi Allah, sekarang saja seandainya Muhammad sedang tersakiti karena tertusuk duri dan aku duduk-duduk bersama keluargaku, aku tidak menyukai hal itu terjadi."Abu Sufyan berkomentar, "Aku tak pernah melihat sekelompok orang mencintai seseorang seperti cintanya sahabat Muhammad kepada Muhammad."