Media Islami Medan
Minggu, 14 november 2021
Himmah |
Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah (HIMMAH) merupakan organisasi bagian yang lahir dan tumbuh dari induk organisasi Al-Jami’iyatul Washliyah (Al-Washliyah). Dalam perjalanannya, Al-Washliyah telah memiliki posisi yang baik sebagai organisasi masyarakat Islam yang juga tumbuh dan berkembang sebagai organisasi dakwah. Dibentuknya HIMMAH sebagai organisasi bagian Al-Washliyah, berangkat dari kesadaran bahwa Al-Washliyah membutuhkan kader-kader muda yang memiliki kualitas intelektual dari kalangan mahasiwa guna mencapai target dakwah yang sesuai dengan tuntunan zaman.
HIMMAH didirikan pada tanggal 30 November 1959 dengan beberapa dasar sejarah, yaitu: pertama, adanya ide (gagasan) pembangunan Universitas Al-Washliyah (UNIVA) pada tahun 1955 oleh Pengurus Besar Al-Jam’iyatul Washliyah. Kedua, adanya keputusan dari Kongres Gerakan Pemuda Al-Washliyah (GPA) ke VI/VII. Adapun kongres ini diselenggarakan pada 10 hingga 14 Maret 1956 di Jakarta. Salah satu keputusannya adalah membangun Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah disingkat dengan HIMMAH. Ketiga, berdirinya UNIVA pada 18 Mei 1958.
HIMMAH sebagai organisasi bagian Al-Washliyah kini telah tumbuh dan berkembang hampir mencapai usia setengah abad lamanya. HIMMAH sebagai organisasi intelektual berbasis mahasiswa juga telah mengukir sejarah dengan terlibat langsung pada perjuangan pergerakan nasional Indonesia. Sebagaimana disebutkan para ilmuan, bahwa mahasiswa merupakan agen perubahan dalam sebuah masyarakat, maka berdasarkan ungkapan ini, HIMMAH di Indonesia juga memiliki peran penting dalam rangka menciptakan perubahan masyarakat melalui dakwah ke arah yang lebih baik.
HIMMAH sebagai organisasi berbasis kampus, dalam perjalanannya turut mengambil peranan aktif dalam kencah perkembangan nasional. Hal ini sebagaimana disebutkan Muhammad TWH, bahwa HIMMAH (1962-1966) bersama organisasi mahasiswa dan pemuda lainnya pernah mendukung pembentukan Badan Pendukung Soekarno (BPS). Pristiwa ini terjadi pada tahun 1964
Disebutkan pula sebelum meletusnya G 30 S/ PKI pada tahun 1965, HIMMAH telah menjadi tim pemantau bersama TNI disetiap malam hari untuk melihat kemungkinan gerakan PKI di sekitar Kota Medan. Pada masa itu, beberapa kader HIMMAH yang terlibat dalam tim tersebut adalah Ahmad Mukhtar dan Ponirin Komisariat UNIVA, dan Arman Bey Siregar dari HIMMAH Sumatera Utara. Pada periode ini HIMMAH juga bergabung dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang berdiri pada 10 Oktober 1965 di Jakarta, dan dibentuk di Sumatera Utara pada November 1965